Jumat, 02 Desember 2011

INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

         Mungkin artikel ini muncul ketika ada salah satu teman ato kakak kelas yang memberitahu akan adanya kompetesi menulis di salah satu universitas negri di yogyakarta. Dimulai dari keisengan artikel ini bisa dibuat selama 3 hari.. tidak menemui hambatan karena ini merupakan topik dari penelitianku. alhamdulillah dapat lolos, akan tetapi malah kakak kelasku tersebut tidak masuk... rasa tidak enak memang ada, tapi aku senang karena kakak kelasku baik sekali... terimakasih buat mbak neni yang telah memberikan informasi tersebut.. ^^..  SEMOGA BERMANFAAT BAGI CALON IBU DAN AYAH....


 SAVE YOUR BABY WITH EARLY BREASTFEEDING INITIATION

Inisiasi Menyusu Dini Masih Langka Dipraktekkan
Mengapa hal ini bisa terjadi? Masih banyak juga orang yang bertanya tentang inisiasi menyusu dini, apa itu inisiasi menyusu dini, bedanya apa dengan menyusui setelah melahirkan dan apa keistimewaannya. Ini yang masih menjadi tanda tanya besar bagi kalangan masyarakat Indonesia terutama bagi ibu-ibu. Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah kemampuan bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi disini bayi yang mencari putting susu ibunya sampai berhasil menyusu segera setelah lahir, bukan bayi disusui atau diberi susu segera setelah lahir. Hal tersebut sangat terlihat jauh berbeda. Sebagian besar ibu setelah melahirkan mengikuti apa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau bisa dibilang tinggal jadi saja. Ini yang harus diubah dan diperbaiki di negara kita. Setiap individu memiliki hak masing-masing di dalam kehidupannya. Kita memiliki hak untuk memilih yang terbaik. Manusia dewasa memiliki hak begitupun dengan bayi ketika baru keluar dari rahim si ibu. Sang bayi memiliki hak untuk mendapat kasih sayang, memiliki hak untuk hidup, memiliki hak untuk sehat.
Perlu diketahui bahwa angka kematian bayi dan neonatal di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2004 menunjukkan bahwa angka kematian bayi di Indonesia 35 per 1.000 kelahiran hidup yaitu hampir 5 kali lipat dibandingkan dengan angka kematian bayi Malaysia, hampir 2 kali dibandingkan dengan Thailand dan 1,3 kali dibandingkan dengan Philipina dan survey juga menunjukkan bahwa empat dari sepuluh bayi disusui dalam satu jam setelah lahir, sedangkan 62%  mulai disusui pada hari pertama kehidupan. Perlu diketahui juga bahwa sekitar 10 juta bayi di dunia meninggal setiap tahunnya dalam 4 minggu pertama kehidupan. Usaha yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka mortalitas atau kematian neonatal antara lain promosi inisisasi menyusu dini yang juga diikuti dengan pemberian ASI eksklusif. Peningkatan menyusui dalam periode neonatal akan membantu mengurangi kematian dan bermanfaat untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan bayi pada tahun pertama.
Hanya saja, inisiasi menyusu dini ini masih saja belum terdengar familiar di telinga masyarakat Indonesia terutama para ibu-ibu hamil dan pelaksanaannya masih belum maksimal. Bisa dibilang bahwa hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia yang mengetahui tentang inisiasi menyusu dini, hal ini dapat yang menjadi salah satu faktor penyebab praktek atau pelaksanaan inisiasi menyusu dini masih sangat langka. Kurangnya  pengetahuan dari orang tua, pihak medis maupun keengganan untuk melakukannya membuat inisiasi menyusu dini masih jarang dipraktekkan. Masih banyak orang tua yang kasihan dan tidak percaya seorang bayi baru lahir dapat mencari sendiri susu ibunya. Ataupun perasaan malu untuk meminta dokter yang membantu persalinannya untuk melakukannya. Informasi dan pengetahuan mengenai inisiasi menyusu dini (IMD) belum banyak diketahui baik para petugas kesehatan yang membantu proses persalinan maupun ibu dan ayah dari sang bayi yang baru lahir.
Namun sangat disayangkan bahwa pelaksanaan inisiasi menyusu ini hanya dijumpai di rumah sakit besar di Indonesia dan itupun tidak semua rumah sakit besar yang mempraktekkannya. Hal ini dapat terjadi karena tidak ada fasilitas yang memberikan ibu untuk memiliki pengalaman untuk melakukan IMD, jumlah pasien yang meningkat, tidak ada dorongan dari tenaga kesehatan sejak awal. Pemberian informasi tentang IMD pada ibu saat antenatal care dirasa berperan sangat penting. Informasi tersebut penting karena sang ibu akan mempersiapkan diri dan memilah-milah dimana rumah sakit yang baik untuk persalinannya.
Penulis pernah mewawancarai salah seorang ibu hamil pada saat akan memeriksakan diri di suatu rumah sakit besar di Yogyakarta pada bulan Juni 2010, beliau mengatakan bahwa beliau sangat ingin sekali melakukan inisiasi menyusu dini tapi beliau tidak tahu rumah sakit mana yang sudah melakukan inisiasi menyusu dini. Penulis juga pernah meneliti bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil terhadap penatalaksanaan inisiasi menyusu dini. Memberikan pengetahuan bagi ibu-ibu sangat penting sekali, terbukti bahwa pandangan-pandangan negatif mereka berbalik arah ketika mengetahui tentang inisiasi menyusu dini.
Negara kita memang negara berkembang, akan tetapi hal yang terlihat kecil perlunya diperhatikan karena hal yang besar berawal dari sesuatu yang kecil. Maka dari itu perlu dorongan serta kebijakan dari pemerintah untuk mensukseskan kegiatan ini. Upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan merupakan upaya untuk membangun manusia seutuhnya guna pembangunan kesehatan.

Keajaiban Inisiasi Menyusu Dini
Masih banyak ibu tidak mengetahui bahwa membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir atau biasa disebut proses inisiasi menyusu dini (IMD) ini sangat bermanfaat. Proses yang hanya berlangsung kurang lebih satu jam tersebut sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup sang bayi. Dengan melakukan inisiasi menyusu dini (IMD), bayi belajar beradaptasi dengan kelahirannya di dunia. Sang bayi yang baru saja keluar dari tempat ternyaman di dunia yaitu di dalam rahim ibu, tentunya merasa trauma ketika harus berada dunia luar. Menurut suatu penelitian bahwa seorang bayi yang dipisahkan 6 jam saja dari ibunya, maka hormon stressnya akan meningkat 2 kali lipat karena adanya trauma pemisahan. Selain itu dengan tindakan ini ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi akan terbentuk dalam proses inisiasi menyusu dini.
Dahulu kala pengertian inisiasi menyusu dini masih salah dinterpretasikan oleh masyarakat dan kalangan dokter, dimana si bayi dipaksa untuk mendapatkan ASI dari puting ibunya segera setelah melahirkan. Padahal yang benar adalah bayi diberi kesempatan menyusu atau mencari puting susu dengan cara merangkak di dada si ibu. Setiap gerakan yang dilakukan bayi sebelum menyusu memiliki maksud dan semua itu sudah dirancang sedemikian rupa oleh yang Maha Kuasa. Perhatikanlah apa yang dilakukan oleh seorang bayi pada saat ia merangkak dan mencari putting susu ibunya. Perhatikan 30 menit pertama ketika bayi diletakkan di dada atau perut si ibu dimana hal ini merupakan tahap istirahat karena segera setelah lahir bayi belum siap untuk minum. Sekali-kali ia akan melihat ibunya dan menyesuaikan dengan lingkungan. Ajaibnya, kulit ibu dapat berfungsi sebagai thermoregulator thermal synchron, artinya jika si bayi kedinginan, maka kulit ibu akan meningkat suhunya 2 derajat celcius, dan jika si bayi kedinginan, maka akan menurun satu derajat celcius.
Sungguh keajaiban yang sangat luar biasa apabila setiap ibu mengalami hal ini. Bayi akan mengeluarkan suara, gerakan menghisap dan memasukkan tangan ke mulutnya. Gerakan tersebut merupakan upaya si bayi untuk mengenali arah atau sumber puting berdasarkan indera penciumannya. Bayi akan menjilati punggung tangannya karena bau ketuban yang masih terdapat di tangannya sama dengan bau pada payudara si ibu, sehingga ia akan bergerak ke arah bau tersebut berada. Yang perlu diperhatikan lagi di dalam proses inisiasi menyusu dini adalah sebelum si bayi mulai merangkak ke arah dada ibu, ia akan mengeluarkan air liur dulu. Hal itu merupakan suatu tanda bahwa ia sudah mengenali bau puting si ibu, dan artinya makanan sudah dekat. Setelah tahu darimana arah makanannya berasal, bayi pun akan mulai bergerak merangkak dan kakinya akan menekan perut ibu untuk bergerak ke arah payudara. Ternyata pula, hentakan kaki bayi di perut si ibu dapat mengurangi pendarahan di rahim. Bayi akan mulai menjilat-jilati kulit si ibu, menghentakkan kepala ke dada ibu, menemukan puting, menyentuh dengan tangannya, kemudian mengulum puting susu tersebut. Ketika si bayi menjilati kulit si ibu, secara tidak langsung ia akan memasukkan bakteri-bakteri yang bermanfaat untuk ususnya, dan ketika ia menghentakkan kepala ke dada ibunya, ia melakukan massage yang akan melancarkan pengeluaran ASI dari payudara si ibu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sungguh besar keajaiban yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Apabila setiap ibu memiliki kesempatan melakukan inisiasi menyusu dini alangkah si ibu akan mendapatkan pengalaman yang sangat menakjubkan dari tindakan ini.

Persektif Ilmiah Inisiasi Menyusu Dini
            IMD secara ilmiah telah terbukti dari hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Berikut adalah beberapa penelitian yang meneliti tentang inisiasi menyusu dini (IMD):
1. Dr. Lennart Righard dan seorang bidan Margaretha Alade, 1990
Penelitian dilakukan terhadap 72 pasangan ibu-ibu baru lahir yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu yang lahir normal dan dengan obat-obatan (tindakan). Kelompok yang lahir normal dibagi dua lagi.
·       Bayi yang begitu lahir, tali pusatnya dipotong, dikeringkan dengan cepat. Setelah itu, segera diletakkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi ke kulit ibu dibiarkan setidaknya satu jam. Pada usia sekitar 20 menit, bayi mulai merangkak ke arah payudara dan dalam usia 50 menit, ia mulai menyusu dengan baik.
·       Kelompok bayi yang lahir normal tanpa obat-obatan, tetapi langsung dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur, dan dibersihkan, hasilnya 50% bayi tidak dapat menyusu sendiri.
·       Bayi yang lahir dengan obat-obatan, segera setelah lahir diletakkan di dada ibu dengan kontak kulit ke kulit, hasilnya tidak semuanya dapat menyusu sendiri. Yang mencapai payudara ibunya pun umumnya menyusu dengan lemah.
·       Bayi yang lahir dengan obat-obatan dan segera dipisahkan dari ibunya maka tidak ada satupun yang dapat menyusu sendiri.
·       Kemampuan bayi merangkak mencari payudara bertahan beberapa minggu.
·       Pada bayi yang dibiarkan menyusu sendiri, setelah berhenti menyusu baru dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang dan diukur. Pada usia 10 jam saat bayi diletakkan kembali dibawah payudara ibunya, ia tampak dapat menyusu dengan baik.
2. Sose dkk CIBA Foundation, 1978
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara kontak ibu-bayi pertama kali terhadap lama menyusui. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini dengan meletakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih lamam disusui. Pada usia enam bulan dan setahun, bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya 59% dan 38% yang masih disusui. Bayi yang tidak diberikan kesempatan menyusu dini tinggal 29% dan 8% yang masih disusui di usia yang sama.
3. Fika dan Syafiq, Jurnal Kedokteran Trisakti, 2003
Penelitian di Jakarta - Indonesia ini menunjukkan bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI eksklusif.
4           4.    Dr. Karen Edmond, 2006
Penelitian di Ghana yang melibatkan 10.947 bayi yang lahir antara Juli 2003 sampai Juni 2004 dengan judul “Menunda Permulaan/Inisiasi Menyusu Meningkatkan Kematian Bayi”. Jika bayi diberi kesempatan menyusu dalam 1 jam pertama dengan dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu, maka 22% nyawa bayi di bawah usia 28 hari dapat diselamatkan. Jika mulai menyusu pertama, saat bayi berusia di atas dua jam dan di bawah 24 jam pertama, tinggal 16% nyawa bayi di bawah usia 28 hari yang dapat diselamatkan.
5.      Yuko Nakao, Kazuhiko Moji, Sumihisa Honda dan Kazuyo Oishi (2008)
Penelitian di Jepang yang melibatkan 318 ibu, yang hasilnya menunjukkan bahwa bayi yang diberi kesempatan melakukan inisiasi menyusu dini selama 120 menit memiliki pengaruh terhadap pemberian ASI selama 4 bulan.

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi menyusui merupakan periode awal menyusui, yang mana dilakukan segera setelah lahir dalam waktu kurang dari satu jam. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk menyukseskan terjadinya inisiasi menyusu dini yaitu:
1.      Menganjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu saat persalinan. Karena dengan ada dorongan dari keluarga dapat menimbulkan motivasi dari sang ibu. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Morhason dkk (2009) bahwa dukungan sosial dari keluarga selama persalinan untuk pertama kalinya pada ibu di Nigeria berhubungan dengan waktu pencapaian keberhasilan IMD. Jadi dapat disimpulkan semakin kuat dorongan yang diberikan maka waktu pencapaian keberhasilan IMD semakin cepat.
2.      Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
  1. Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.
  2. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
  3. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kalau perlu bayi dan ibu diselimuti.
  4. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
  5. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
  6. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
  7. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
  8. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.
    Menurut Rosita (2008) kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu bayi seperti menimbang dan mengukur harus dilakukan setelah makanan pertama selesai dilakukan, kecuali dengan indikasi medis, jangan memberikan cairan atau makanan lain pada bayi. 
Mungkinkah Melakukan IMD Pada Persalinan Sesar (Caesar)?
Hal ini sudah tidak bisa diragukan lagi bahwa IMD dapat dilakukan pada persalinan sesar. Sudah banyak penelitian yang membuktikannya. Berikut Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini pada operasi sesar (Roesli, 2008) :
  1. Tenaga pelayanan Kesehatan harus memberikan suport atau dorongan pada ibu maupun keluarga. Disini tenaga kesehatan setidaknya memberikan informasi tentang pelaksanaan dan manfaat yang didapat si ibu dan sang bayi apabila melakukan inisiasi menyusu dini.
  2. Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20-25 derajat C. Disediakan selimut untuk menutupi punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.
  3. Menganjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan
  4. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya. Lemak putih (vernix) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan.
  5. Bayi ditengkurapkan di dada ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Bayi dan si ibu diselimuti, kalau perlu tutupi kepala bayi menggunakan topi.
  6. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu dan ibu melakukan rangsangan pada bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
  7. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu.
  8. Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi atau bayi harus dipindahkan sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. Menyusu dini dilanjutkan di kamar perawatan ibu atau kamar pulih.
  9. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur invasif, misalnya suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda.
  10. Melakukan rawat gabung yaitu ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu dan bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum ASI 'keluar') dihindarkan, sebab sesungguhnya bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu. Terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa bayi yang tidak mendapat asupan nutrisi dapat tahan selama maksimal 3 hari.
Namun untuk keberhasilannya perlu kesabaran dan kerjasama dari seluruh pihak. Ini merupakan moment penting bagi ibu dan sang bayi. Ketenangan dan kesabaran dari si ibu merupakan salah satu faktor dari keberhasilan inisiasi menyusu dini
KEUNTUNGAN INISIASI MENYUSU DINI
Menyusui pada 1 jam pertama dapat menyelamatkan jiwa bayi karena 2 faktor, yaitu skin-to-skin yang akan memberikan kehangatan dan perlindungan pada bayi, dan juga kolostrum (the gift of life) yang merupakan imunisasi pertama bagi bayi, mengandung zat-zat kekebalan dan tidak dapat digantikan. Kolostrum ini akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.
Inisiasi menyusu dini (IMD) mempunyai manfaat yang besar untuk bayi maupun sang ibu yang baru melahirkan. Menurut penelitian Anderson dan Chiu bahwa dengan inisiasi menyusu dini interaksi ibu dan bayi sangat baik bagi perkembangan banyinya, meningkatkan kondisi psikologi bayi baik dari respirasi, denyut jantung, saturasi oksigen, suhu tubuh.  Menurut Roesli (2008) dada ibu dapat menghangatkan bayi selama merangkak mencari payudara, ibu dan bayi merasa tenang, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya saat bayi merangkak mencari payudara, dapat meningkatkan hubungan atau ikatan kasih sayang antara ibu-bayi, bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusu eksklusif dan akan lama menyusui, meningkatkan hormon oksitosin, bayi mendapat ASI kolostrum, Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini.
Hal ini juga dibuktikan oleh Fika dan Syafiq (dalam Roesli, 2008) menunjukkan bahwa bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI eksklusif. Menurut sumber lain (Paramita, 2008) menyusui dini dapat mengurangi stress Ibu setelah melahirkan, menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung, mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang dipakai bayi, memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara Ibu untuk mulai menyusu, mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain dalam tubuh bayi, mempercepat keluarnya meconium, bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi kesulitan menyusu, membantu perkembangan persyarafan bayi, mencegah terlewatnya puncak ‘refleks mengisap’ pada bayi yang terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks akan berkurang cepat, dan hanya akan muncul kembali dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian.  Dan menurut Wiharta (1992) yang dikutip dari penelitian Wahyuni (2006) menyusui dini menyebabkan rahim ibu mengkerut akibat pengaruh hormon tertentu dan akan mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Kolostrum yang merupakan susu pertama yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, pertumbuhan usus, dan untuk kelangsungan hidup bayi. 
Ya, banyak sekali manfaat dari kegiatan IMD, baik bayi si ibu maupun sang buah hati. Maka dari itu moment ini perlu untuk dialami ibu-ibu saat persalinan karena disini ibu akan mengalami pengalaman yang menakjubkan.
Penghambat Inisiasi Menyusu Dini
            Penghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi diantaranya
-          Kolostrum tidak baik bahkan bahaya- bagi bayi.
           Kolostrum justru sangat utama untuk tumbuh kembang bayi karena merupakan imunisasi pertama dan melindungi bayi terhadap infeksi saluran cerna dan infeksi lain, pencahar untuk mengurangi ikterus berat (bayi kuning)
-           Bayi membutuhkan cairan lain sebelum menyusui
Cairan pralaktal apapun (pemberian minuman sebelum mulai menyusui) meningkatkan risiko bayi terkena infeksi, menurunkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif, dan memperpendek lama menyusui
-          Bayi tidak akan mendapatkan cukup makanan/cairan jika hanya diberi ASI atau kolostrum
           Kolostrum cukup untuk makanan pertama bayi. Adalah normal jika bayi baru lahir kehilangan berat lahir 3-6 persen. Bayi dilahirkan dengan cadangan air dan gula dalam tubuh untuk digunakan setelah persalinan.
-           Bayi akan kedinginan
            Bayi berada pada suhu yang aman apabila dilakukan kontak kulit dengan sang ibu. Yang menakjubkan, suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam 2 menit bila bayi diletakkan di dada ibu.
-           Dibutuhkan waktu dan tenaga untuk membantu ibu segera setelah persalinan sehingga inisiasi menyusu ditunda saja
            Ketika bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugas lain. Bayi akan menemukan carangan sendiri pada dada ibu.
-          Ibu takut apabila setelah melahirkan merasa kelelahan
Anggapan-anggapan inilah yang perlu ditinjau ulang dan diluruskan. Dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini seorang ibu membutuhkan kesiapan dan ketenangan. Karena apabila ketenangan ibu terganggu, maka dapat mempengaruhi keberhasilan inisiasi menyusu dini.

Maka dari itu, seorang ibu hamil perlu untuk mencari informasi yang berhubungan dengan menyusui terutama tentang inisiasi menyusu dini. Semakin awal ibu mendapat informasi maka semakin baik pula kesiapan ibu dalam pelaksanaan IMD. Mencari informasi sebanyak-banyaknya bukan merupakan kesalahan besar akan tetapi suatu modal untuk mendapatkan yang terbaik baik itu untuk diri sendiri maupun sang bayi dan keluarga. Inisiasi menyusu dini merupakan suatu pengalaman yang sangat luar biasa dan sayang untuk dilewatkan.
Referensi :
Anderson, G.C. & Chiu S.H. (2009). Effect of Early Skin-To-Skin Contact on Mother–Preterm Infant Interaction Through 18 Months: Randomized Controlled Trial. International Journal of Nursing Studies. xxx-xxx. www.elsevier.com/ijns
Edmond, K.M., Zandoh, C. & Quigley, M.A. 2006. Delayed Breastfeeding Initiation Increases Risk of Neonatal Mortality, Pediatrics, 117(3): e380-e386
Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.
Rosita, S. 2008. ASI Untuk Kecerdasan Bayi. Yogyakarta: Ayyana.